Gi dan Kebersihan

print this page
send email
“Kebersihan sebagian dari rasa keimanan kita.” Saya coba camkan dan lakukan. Paling tidak tulisan ini sebagai alat ukur dan alat gedor bagi saya pribadi, dan bagi yang lain (apabila memungkinkan), bahwa kebersihan adalah sebagian dari jati diri dan karakter seorang karateka.

Pernah membaca cerita bahwa para karateka dulu, dimana setelah latihan, biasanya dengan cara gotong royong mereka membersihkan dojo. Tanpa mengenal si A senior, si B baru latihan kemarin. Semua tumpah ruah, bersemangat  dan tanpa diminta dua sampai tiga kali untuk membersihkan dojo.

Hal ini bukan masalah kita membersihkan dojonya, karena mungkin dojo kita sudah bersih sebelumnya, tetapi ini adalah sebuah peluang. Ya peluang bagi kita karateka untuk tetap menjaga sebuah kedisplinan moral dan daya etika seorang bushi (kesatria) yang bersedia untuk menambahkan do (jalan) di akhir katanya.

Di salah satu nilai bushido yang telah menjadi landasan para samurai, terdapat nilai Gi yakni Integritas atau mempertahankan etika. Kata integritas berasal dari bahasa Latin, integrate yang berarti komplit. komplit bermakna utuh, sempurna, juga tanpa kedok. Integritas yakni keselarasan antara peneguhan sikap batin, penjagaan sikap, dan ucapan. Atau singkatnya pikiran, tindakan, dan ucapan adalah SAMA.
 

Salah satu sikap Gi itu apabila diturunkan lebih spesifik adalah menjaga sikap dan perilaku bersih ini dalam upaya membersihkan fisik (saya sengaja hanya menjelaskan bersih dari segi fisik dulu) seperti membersihkan dojo selesai latihan, atau menjaga aroma baju karate (tegi) ketika latihan, atau semata menjaga kuku supaya tidak kotor dan panjang, dan lain-lain.

Saya membayangkan seandainya kita (Anda dan saya) ditanya, suka atau tidak sama kebersihan? 99,99% jawabannya pasti suka. 0,001% jawaban sedikit mempertanyakan pertanyaan itu di hati, barangkali.

Tetapi ketika ditanya, sering-kah atau selalu-kah kita menjaga kebersihan? Jawabannya bisa mencapai 80% sering, dan 20% adalah jawaban di hati, JARANG (dengan senyum terkulum tentunya).

Apa pentingnya saya sedikit mengulas ini?
Dari beberapa sangkaan saya dari pertanyaan imajiner itu, semua orang pasti senang dengan lingkungan bersih, senang dengan kebersihan tegi (apalagi wangi), senang dengan lantai dojo yang tanpa sampah.

Tetapi, (MUNGKIN) bisa saja kita cuma merasakan nyaman dengan lingkungan yang bersih, senang berdekatan dengan sesama karateka yang ber-tegi wangi dan bersih. Namun kadang kita TIDAK SENANG dengan prakteknya. Malas untuk menjaga kebersihannya.

Saya tidak perlu menjelaskan GI lebih banyak dan menjelaskan keimanan seperti apa yang didapat dengan menjaga kebersihan itu, hanya saja AYO kita mulai saat ini MAU dan SIAP untuk menjaganya. Bersihkan dojo tanpa perlu banyak bicara, bersihkan tegi dengan cara mencuci dan memberi aroma parfum yang segar, dan lakukan sekarang juga. Hari ini juga. Semoga bermanfaat dan menjadi bahan diskusi. Osu.

0 comments:

Posting Komentar